Jumat, 04 Oktober 2013

9 s/d 5

Dimalam yang sepi di pinggiran kota Jakarta terdengarlah suara seret kaki di tengah jalan. Saat suara seret kaki tersebut mendekat, terlihat wajah sang nenek tua yang lusuh dengan baju compang – campingnya mendekati rumah seorang perwira polisi yang kaya raya. Saat nenek itu mengetok gerbang rumah perwira itu dan tak ada yang menjawab, tiba – tiba si nenek sudah berada di depan pintu utama rumah itu dan mulai mengetok pintu rumah itu. Karena mendengar ada orang yang mengetok pintu, perwira itu pun menuju ke arah pintu dan membuka pintu dan melihat seorang nenek tua dengan pakaian compang – camping serta wajah lesuh. Dengan wajah sinis si perwira bertanya, “Ehmm... anda mau apa kesini?” sebelum nenek itu sempat menjawab, tiba – tiba terdengar suara istri perwira tersebut merintih kesakitan karena masa kehamilan istrinya sudah mencapai 9 bulan dan akan melahirkan. Setelah menghampiri istrinya, perwira itu berlari ke depan pintu itu secepat kilat sehingga menjatuhkan nenek tersebut guna mencari supirnya. Setelah mendapatkan supirnya, perwira itu kembali ke kamarnya dan membawa istrinya kedalam mobil sebelum hal yang tak diinginkan terjadi. Merasa sudah siap, si supir menancap gas menuju ke rumah sakit terdekat untuk persalinan Nyonyanya. Sesampainya di rumah sakit, istri perwira tersebut langsung dibawa ke ruang persalinan dan tepat pukul 22.00 si jabang bayi lahir dengan bobot 1.5 kg dan tinggi 60.5 cm dan mereka menamai bayi mereka Elang Prasetyo. Sebelum pulang kerumah, istri perwira tersebut harus berada di rumah sakit selama 3 hari untuk pemuliha tenaganya dan memperoleh kontrol dari dokter. Satu jam sebelum kepulangan keluarga baru itu, tiba – tiba muncullah seorang nenek tua yang datang kerumah perwira itu 4 hari yang lalu dan meminta sedekah bagi dirinya. Karena merasa terganggu, perwira itu pun lalu mengusir nenek tua itu. Karena kesal, si nenek tua itu pun langsung mengeluarkan kata kutukan, “lihatlah nanti anakmu 9 s/d 5 ingat! 9 s/d 5” tanpa mempedulikan perkataan nenek tersebut, perwira itu pun lalu masuk ke dalam ruangan tempat istrinya dan segera menge-pack barang – barangnya dan segera pulang.
   Saat perjalanan menuju rumah, Elang tak tidur sedikit pun dan si Ibu tidak curiga dengan hal itu. Kecurigaan istri perwira itu baru muncul setelah umur bayi tersebut 1 minggu karena menurut sepengetahuannya, bayi biasanya akan merengek saat ia lapar atau haus di tengah malam tetapi Elang tidak. Karena kecurigaan si Ibu, Elang pun di bawa ke dokter dan dokter mengatakan bahwa tidak ada masalah di bagian apapun. Karena merasa semua sudah baik, orangtua Elang pun tidak membawa Elang lagi ke dokter lagi. Hingga umur 5 tahun Elang selalu menunjukkan hal yang sama seperti ia bayi dulu. Tapi anehnya, pada saat umur Elang 2 minggu, Elang pasti tidur jam 21.00 dan pasti bangun jam 05.00 dan itu tak pernah lewat sedetik pun. Pada suatu kejadian, Elang hanya sendiri di rumah tanpa seorang pun dengan ia. Tepat pukul 21.00 ia tertidur. Pas pukul 23.00 rumah Elang terbakar dan tetangga Elang memadamkan api tersebut dengan bantuan pemadam kebakaran. Karean tidak tahu ada Elang di dalam rumah tersebut, pemadaman api itu pun terus berlanjut hingga api berhasil dipadamkan tanpa tersisa sedikit apai pun. Setelah api berhasil dipadamkan, pemadam kebakaran dibantu dengan warga menyusuri rumah tersebut untuk mencari korban kebakaran tersebut. Sebuah keajaiaban terjadi Elang didapatkan sedang tertidut di kamarnya dan lebih ajaibanya, kamar dan barang yang disekitar Elang sedikit pun tak ada yang tersentuh api. Karena melihat ada yang selamat, warga sekitar memanggil ambulan untuk membawa Elang ke rumah sakit dan ajaibnya Elang tidak mengalami apa – apa setelah pemeriksaan dokter di lakukan. Sementara itu orangtua elang yang sedang diperjalanan menuju rumah mereka tidak tahu apa yang terjadi karena satu pun orang tak tahu nomor telepon keluaraga tersebut. Sesampainya di gerbang kompleks perumahan tempat mereka tinggal, seorang warga telah memberitahukan apa yang terjadi pada rumah mereka dan Elang. Tanpa pikir panjang orangtua Elang lansung pergi kerumah sakit yang dikatakan oleh warga tersebut. Sesampainya di rumah sakit, orangtua Elang lega dengan apa yang terjadi pada anaknya yang ia dapati anaknya masih bisa melihat matahari esok pagi. Hingga elang dewasa kejadian itu tak pernah terulnag kembali. Tapi di suatu hari elang sakit keras hingga ia tak mampu lagi berbicara, berjalan, dan membuka matanya pun ia tak mampu. Hingga pada suatu hari pada saat ia di peraduannya ia bermimpi bertemu dengan seorang nenek tua yang mengatakan, “Bangunlah sekarang dan lihatlah apa yang ada di sampingmu!” karena terkejut ia bangun dan secara ajaib lagi ia kini bisa membuka matanya kembali, berjalan dan berbicara serta melihat apa yang ia dengar di mimipinya tadi. Karena tidak tahu apa yang dimaksud dengan jam tersebut, ia hanya melengketkan jam tersebut di atas pintu kamarnya yang kebetulan di kamar tersebut belum ada jamnya sama sekali.
   Saat memasuki umur 22 tahun, Elang naik pangkat menjadi Kolonel dan ditempatkan di batalyon yang sama dengan ayahnya dulu. Tetapi suatu ketika keanehan terjadi dengan Elang. Yang biasanya ia tidur jam 21.00 sekarang bisa begadang hingga pagi menjelang dan tak pernah bangun pagi tepat pukul 05.00. Suatu hari, karena sudah memiliki anak ia mengajak anaknya ke rumah orangtuanya dan menginap disitu. Karena anak Elang memaksa menginap sementara Elang memiliki banyak tugas dengan istrinya, mereka menitipkan anak mereka ke Ibu dan Ayahnya Elang untuk dijaga. Karena di rumah tersebut hanya ada 3 kamar tidur saja dan kebetulan anak Elang lebih menyukai kamar ayahnya dulu maka anak Elang tidur di situ. Sebelum mereka tidur di kamar tersebut, mereka terlebih dahulu bersih – bersih kamar tersebut. Tanpa sengaja anak Elang menemukan sebuah jam yang bagus dan mati karena baterainya habis. Setelah bertanya kepada neneknya, anak Elang pun menggambil baterai ynag ditunjukkan neneknya tersebut. Setelah memasukkan baterai ke tempat jam tersebut, anak Elang mulai mengatur jam tersebut dan ketika itu pukul 20.00 WIB. Sementara itu di rumah Elang yang sedang menonton pada puku 20.59 tiba – tiba tertidur dan keesokan harinya bangun tepat pukul 05.00 tanpa lewat sedetik pun. Kini kejadian 10 tahun yang lalu yang sempat meninmpanya kembali datang dan ia kini semakin binggung atas apa yang terjadi pada dirinya.

   Selepas pulang dari rumah neneknya, anak Elang satu persatu jatuh sakit dan yang paling mengejutkan anak Elang yang kedua mengigau yang aneh – aneh. Karena menggangap itu biasa, Elang pun tak memperhatikannya. Hingga suatu saat ia teringgat akan jam tersebut dan saat itu juga ia pergi ke rumah orangtuanya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya. Karena saat itu pukul 20.55 Elang pun memutuskan untuk menginap karean ia takut ia akan mengantuk di saat nanti membawa mobil. Saat di peraduaannya, ia bertemu nenek tua yang sama sekitar 10 tahun yang lalu dan nenek itu berkata kepada Elang dan mengatakan, “Janganlah sombong seperti ayahmu dan pelit seperti ia! Jadilah orang yang dermawan karena orang yang dermawan akan tenang dan damai hidupnya! Aku memberitahu ini bukan berarti kutukan ku hilang karena kutukanku akan menghilang dalam 3 hari jikaf hanya engkau melakukan hal ynag dermawan kepada orang lain tanpa di dasari perkataan ku ini tai dasarilah dengan hati nuranimu!” mendengar hal itu ia terbangun dan melihat jam menunjukkan pukul 06.00 dan Elang pun berpikir apakah kutukan ku telah hilang? Karena ia tak percaya dengan dirinya sediri, ia pun melaksanakan mandat yang di terimanya dari mimpinya tadi. Memang betul saja dalam tiga hari ia kembali ke rumah orangtuanya dan melihat jam itu sudah tidak ada lagi di atas pintu dan ia pun kini tidur bisa lebih awal ataupun begadang tanpa harus berpikir pusing lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan komentar anda :D