Dimalam yang
sepi di pinggiran kota Jakarta terdengarlah suara seret kaki di tengah jalan.
Saat suara seret kaki tersebut mendekat, terlihat wajah sang nenek tua yang
lusuh dengan baju compang – campingnya mendekati rumah seorang perwira polisi
yang kaya raya. Saat nenek itu mengetok gerbang rumah perwira itu dan tak ada
yang menjawab, tiba – tiba si nenek sudah berada di depan pintu utama rumah itu
dan mulai mengetok pintu rumah itu. Karena mendengar ada orang yang mengetok
pintu, perwira itu pun menuju ke arah pintu dan membuka pintu dan melihat
seorang nenek tua dengan pakaian compang – camping serta wajah lesuh. Dengan
wajah sinis si perwira bertanya, “Ehmm... anda mau apa kesini?” sebelum nenek
itu sempat menjawab, tiba – tiba terdengar suara istri perwira tersebut
merintih kesakitan karena masa kehamilan istrinya sudah mencapai 9 bulan dan
akan melahirkan. Setelah menghampiri istrinya, perwira itu berlari ke depan
pintu itu secepat kilat sehingga menjatuhkan nenek tersebut guna mencari
supirnya. Setelah mendapatkan supirnya, perwira itu kembali ke kamarnya dan
membawa istrinya kedalam mobil sebelum hal yang tak diinginkan terjadi. Merasa
sudah siap, si supir menancap gas menuju ke rumah sakit terdekat untuk
persalinan Nyonyanya. Sesampainya di rumah sakit, istri perwira tersebut
langsung dibawa ke ruang persalinan dan tepat pukul 22.00 si jabang bayi lahir
dengan bobot 1.5 kg dan tinggi 60.5 cm dan mereka menamai bayi mereka Elang
Prasetyo. Sebelum pulang kerumah, istri perwira tersebut harus berada di rumah
sakit selama 3 hari untuk pemuliha tenaganya dan memperoleh kontrol dari
dokter. Satu jam sebelum kepulangan keluarga baru itu, tiba – tiba muncullah
seorang nenek tua yang datang kerumah perwira itu 4 hari yang lalu dan meminta
sedekah bagi dirinya. Karena merasa terganggu, perwira itu pun lalu mengusir
nenek tua itu. Karena kesal, si nenek tua itu pun langsung mengeluarkan kata
kutukan, “lihatlah nanti anakmu 9 s/d 5 ingat! 9 s/d 5” tanpa mempedulikan
perkataan nenek tersebut, perwira itu pun lalu masuk ke dalam ruangan tempat
istrinya dan segera menge-pack barang – barangnya dan segera pulang.
Saat perjalanan menuju rumah, Elang tak
tidur sedikit pun dan si Ibu tidak curiga dengan hal itu. Kecurigaan istri
perwira itu baru muncul setelah umur bayi tersebut 1 minggu karena menurut
sepengetahuannya, bayi biasanya akan merengek saat ia lapar atau haus di tengah
malam tetapi Elang tidak. Karena kecurigaan si Ibu, Elang pun di bawa ke dokter
dan dokter mengatakan bahwa tidak ada masalah di bagian apapun. Karena merasa
semua sudah baik, orangtua Elang pun tidak membawa Elang lagi ke dokter lagi.
Hingga umur 5 tahun Elang selalu menunjukkan hal yang sama seperti ia bayi
dulu. Tapi anehnya, pada saat umur Elang 2 minggu, Elang pasti tidur jam 21.00
dan pasti bangun jam 05.00 dan itu tak pernah lewat sedetik pun. Pada suatu
kejadian, Elang hanya sendiri di rumah tanpa seorang pun dengan ia. Tepat pukul
21.00 ia tertidur. Pas pukul 23.00 rumah Elang terbakar dan tetangga Elang
memadamkan api tersebut dengan bantuan pemadam kebakaran. Karean tidak tahu ada
Elang di dalam rumah tersebut, pemadaman api itu pun terus berlanjut hingga api
berhasil dipadamkan tanpa tersisa sedikit apai pun. Setelah api berhasil
dipadamkan, pemadam kebakaran dibantu dengan warga menyusuri rumah tersebut
untuk mencari korban kebakaran tersebut. Sebuah keajaiaban terjadi Elang
didapatkan sedang tertidut di kamarnya dan lebih ajaibanya, kamar dan barang
yang disekitar Elang sedikit pun tak ada yang tersentuh api. Karena melihat ada
yang selamat, warga sekitar memanggil ambulan untuk membawa Elang ke rumah
sakit dan ajaibnya Elang tidak mengalami apa – apa setelah pemeriksaan dokter
di lakukan. Sementara itu orangtua elang yang sedang diperjalanan menuju rumah
mereka tidak tahu apa yang terjadi karena satu pun orang tak tahu nomor telepon
keluaraga tersebut. Sesampainya di gerbang kompleks perumahan tempat mereka
tinggal, seorang warga telah memberitahukan apa yang terjadi pada rumah mereka
dan Elang. Tanpa pikir panjang orangtua Elang lansung pergi kerumah sakit yang
dikatakan oleh warga tersebut. Sesampainya di rumah sakit, orangtua Elang lega
dengan apa yang terjadi pada anaknya yang ia dapati anaknya masih bisa melihat
matahari esok pagi. Hingga elang dewasa kejadian itu tak pernah terulnag
kembali. Tapi di suatu hari elang sakit keras hingga ia tak mampu lagi
berbicara, berjalan, dan membuka matanya pun ia tak mampu. Hingga pada suatu
hari pada saat ia di peraduannya ia bermimpi bertemu dengan seorang nenek tua
yang mengatakan, “Bangunlah sekarang dan lihatlah apa yang ada di sampingmu!”
karena terkejut ia bangun dan secara ajaib lagi ia kini bisa membuka matanya
kembali, berjalan dan berbicara serta melihat apa yang ia dengar di mimipinya
tadi. Karena tidak tahu apa yang dimaksud dengan jam tersebut, ia hanya
melengketkan jam tersebut di atas pintu kamarnya yang kebetulan di kamar
tersebut belum ada jamnya sama sekali.
Saat memasuki umur 22 tahun, Elang naik
pangkat menjadi Kolonel dan ditempatkan di batalyon yang sama dengan ayahnya
dulu. Tetapi suatu ketika keanehan terjadi dengan Elang. Yang biasanya ia tidur
jam 21.00 sekarang bisa begadang hingga pagi menjelang dan tak pernah bangun
pagi tepat pukul 05.00. Suatu hari, karena sudah memiliki anak ia mengajak
anaknya ke rumah orangtuanya dan menginap disitu. Karena anak Elang memaksa
menginap sementara Elang memiliki banyak tugas dengan istrinya, mereka
menitipkan anak mereka ke Ibu dan Ayahnya Elang untuk dijaga. Karena di rumah
tersebut hanya ada 3 kamar tidur saja dan kebetulan anak Elang lebih menyukai
kamar ayahnya dulu maka anak Elang tidur di situ. Sebelum mereka tidur di kamar
tersebut, mereka terlebih dahulu bersih – bersih kamar tersebut. Tanpa sengaja
anak Elang menemukan sebuah jam yang bagus dan mati karena baterainya habis.
Setelah bertanya kepada neneknya, anak Elang pun menggambil baterai ynag
ditunjukkan neneknya tersebut. Setelah memasukkan baterai ke tempat jam
tersebut, anak Elang mulai mengatur jam tersebut dan ketika itu pukul 20.00 WIB.
Sementara itu di rumah Elang yang sedang menonton pada puku 20.59 tiba – tiba
tertidur dan keesokan harinya bangun tepat pukul 05.00 tanpa lewat sedetik pun.
Kini kejadian 10 tahun yang lalu yang sempat meninmpanya kembali datang dan ia
kini semakin binggung atas apa yang terjadi pada dirinya.
Selepas pulang dari rumah neneknya, anak
Elang satu persatu jatuh sakit dan yang paling mengejutkan anak Elang yang
kedua mengigau yang aneh – aneh. Karena menggangap itu biasa, Elang pun tak
memperhatikannya. Hingga suatu saat ia teringgat akan jam tersebut dan saat itu
juga ia pergi ke rumah orangtuanya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada
dirinya. Karena saat itu pukul 20.55 Elang pun memutuskan untuk menginap karean
ia takut ia akan mengantuk di saat nanti membawa mobil. Saat di peraduaannya,
ia bertemu nenek tua yang sama sekitar 10 tahun yang lalu dan nenek itu berkata
kepada Elang dan mengatakan, “Janganlah sombong seperti ayahmu dan pelit
seperti ia! Jadilah orang yang dermawan karena orang yang dermawan akan tenang
dan damai hidupnya! Aku memberitahu ini bukan berarti kutukan ku hilang karena
kutukanku akan menghilang dalam 3 hari jikaf hanya engkau melakukan hal ynag
dermawan kepada orang lain tanpa di dasari perkataan ku ini tai dasarilah
dengan hati nuranimu!” mendengar hal itu ia terbangun dan melihat jam menunjukkan
pukul 06.00 dan Elang pun berpikir apakah kutukan ku telah hilang? Karena ia
tak percaya dengan dirinya sediri, ia pun melaksanakan mandat yang di terimanya
dari mimpinya tadi. Memang betul saja dalam tiga hari ia kembali ke rumah
orangtuanya dan melihat jam itu sudah tidak ada lagi di atas pintu dan ia pun
kini tidur bisa lebih awal ataupun begadang tanpa harus berpikir pusing lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan komentar anda :D