Jumat, 04 Oktober 2013

Catatan Si Detektif Cilik

Di pagi yang cerah, ketiga sahabat Andi, Sinta, dan Cinta sedang asik barmain di rumah Cinta. Mereka asik bermain – main bersama hingga tiba waktunya jam makan siang. Setibanya waktu jam makan, mereka kembali ke rumah masing – masing untuk makan siang. Kembali esok paginya Andi dan Sinta mengunjungi rumah Cinta untuk bermain bersama. Tapi hari ini terasa berbeda dari hari – hari yang sebelumnya karena hari ini Cinta bersedih sebab majalah kesayangannya hilang di curi orang.
Andi sebagai seorang laki – laki berfirasat kalau majalah itu tidak jauh dari sekitar rumah Cinta. Oleh karena itu mereka bertiga pun kembali mencari majalah tersebut di dalam maupun diluar rumah Cinta. Sembari mencari majalah tersebut, tiba - tiba Andi teringat akan kejadian kemarin saat ia hendak pulang menuju ke rumahnya. Dimana Firman dan Ari anak panti asuhan Kasih Ibu bisik – bisik di depan rumah Cinta kemarin. Karena teringat hal itu, Andi pun memberitahu hal tersebut kepada Cinta dan Sinta. Karena sudah sangat emosi, Cinta ingin langsung ke Panti asuhan dan mendamprat Firman dan Ari. Tapi Andi menahan langkah Cinta dan mengajukan sebuah usul. “gimana kalau kita minta bantuan temanku saja, Ryan?” usul Andi “O.... si detektif cilik?” sambung Sinta. “Yapp... teman satu kelas ku. Agar tidak membuang waktu lama, ayo kita segera ke rumahnya!” kata Andi. Pagi itu juga Andi, Sinta, dan Cinta berangkat menuju rumah Ryan untuk meminta bantuan. Sesampainya disana, si detektif cilik menyabut mereka dengan gembira, “Loh kalian ngapain kesini pagi-pagi?” “Gini, temanku yang satu ini dia kehilangan majalah kesayangannya tadi pagi.” Jawab Andi. “Kok bisa hilang?” tanya Ryan kembali “perkiraan kami majalah tersebut di curi.” jawab Andi. “siapa yang paling kalian curigai?” tanya Ryan. “Firman dan Ari” jawab mereka bertiga serentak. Setelah mendengar jawaban tersebut, keempat orang anak tersebut pun langsung pergi keluar komplek menuju panti asuhan Kasih Ibu yang tak jauh dari depan komplek mereka.

Sesampainya di depan panti asuhan tersebut, mereka melihat Firman sedang membaca majalah yang di curi kemarin dari rumah Cinta. Dengan mengendap-ngendap Ryan dan Andi mendekati Firman namun sayang Ari melihat mereka berdua menuju ke arah Firman dan segera Ari berlari disusul oleh Firman ke dalam panti asuhan. Mendengar suara kaki berlari, ibu panti asuhan keluar dari panti asuhan dan melihat Andi dan Ryan di depan pintu gerbang panti asuhan tersebut. Karena penasaran ibu tersebut pun bertanya kepada mereka berdua dan dengan tenang Andi menjawab pertanyaan ibu tersebut dan ibu tersebut percaya akan penjelasan Andi dan mempersilakan Andi dan teman – temannya menyelidiki lebih lanjut. Setelah di beri izin, meeka mendatangi kamar Firman dan Ari. Ketika mereka masuk ke kamar itu, mereka melihat Firman dan Ari sedang bermain catur dan Andi pun bertanya, “tadi kalian kan yang berlari – lari?” “mana mungkin? Dari tadi kami main catur kok” jawab Ari. “jadi kalau bukan kalian yang berlari tadi, kenapa pion-pion catur tersebut tidak berada di tempat yang benar? Dan kenapa saat kami datang kalian berlari?” tanya Ryan. Mendengar pertanyaan itu, Firman dan Ari terdiam seribu bahasa. “Kalau begitu, dimana kalian sembunyikan majalah Cinta?” tanya Ryan. “kami tidak ada mencuri majalahnya!” jawab Firman. “lantas kenapa kalian berdua lari ketika kami datang? Ayo cepat ngaku sebelum kami panggil ibu panti asuhan!” bentak Andi. “betul demi Tuh...” tiba – tiba ibu panti asuhan masuk ke kamar mereka. “ayo kalian berdua harus mengembalikan majalah Cinta!” pintah ibu tersebut. Karena takut melihat ibu pengasuh mereka, Firman pun beranjak dari tempat duduknya dan segera mengambil majalah Cinta yang ada di bawah kasur mereka dan segera mengembalikannya kepada Cinta. “Baiklah karena kalian telah mengembalikan majalah tersebut, sekarang kalian berdua harus minta maaf pada Cinta dan teman – temannya!” suruh ibu pengasuh mereka. Setelah mereka berdua minta maaf, pulang lah mereka bereempat ke rumah mereka masing – masing dan semenjak itu Ryan semakin dikenal di komplek sekitar rumahnya dan dia punya julukan baru “Si Detektif Cilik”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan komentar anda :D