Pada
suatu hari di sebuah Taman kanak – kanak ingin melakukan suatu kegiatan yaitu
berkunjung ke kebun binatang. Santi salah satu anak yang ikut ke kebun binatang
tersebut. Saat pulang sekolah, Santi langsung menemui ibunya yang sedang duduk
di belakang rumahnya. Di samping ibunya ia menceritakan apa yang dikatakan oleh
Bu guru tadi saat di sekolah. Mendengar hal itu, ibunya pun setuju dengan hal
itu.
Esok
hari pun tiba saatnya untuk pergi ke kebun binatang. Bus yang mengantar
rombongan itu menjemput satu per satu murid TK tersebut. Tibalah bus tersebut
di rumah Santi, dengan itu Santi dan ibunya mendekati bus tersebut. Tapi
sebelum rombongan itu pergi, ibu Sinta meminta Santi berfoto dengan Andrea
temang baik Santi. Setelah mereka berfoto, ibu guru pun menuntun anak muridnya
tersebut masuk kedalam bus. Belum lama bus tersebut meninggalkan rumah Santi,
terdengarlah suara kegaduhan di simpang jalan dekat rumah Santi. Dengan bergegas
tetangga-tetangga Santi mendatangi rumah ibunya sambil memberitahukan bahwa bus
yang dinaiki oleh anaknya mengalami kecelakaan dan anehnya hanya Santi saja
yang menjadi korban. Mendengar berita tersebut seketika itu juga ibu Santi
pingsan.
Ketika
ibu Santi siuman dari pingsannya ia sudah melihat anaknya terbujur kaku diatas
tempat tidur. Melihat itu ibunya menjerit histeris dan tak kuasa menahan air
matanya. Setelah disemayamkan di rumah duka, Santi pun di kebumikan. 100 hari
sebelum hari kematian Santi, ibunya sangat rajin ke makam dimana santi di
makamkan. Tetapi tepat 100 hari kematian Santi, ibunya tak mengunjungi makam
anaknya tersebut hingga satu tahun kedepan dengan alasan sibuk bekerja serta
tak ingin menginggat kenangan bersama anaknya tersebut.
Tepat
satu tahun sang ibu tidak menggunjungi makam anaknya. Dan yang paling parahnya
makam sang anak tak pernah dirawat dan dibersihkan oleh si penjaga makam.
Hingga pada suatu malam yang dingin dan pekat tiba – tiba saja terdengar suara
telepon yang berdering dan ibu Santi pun mengangkat telepon tersebut. “Halo ini
dengan siapa ya?” tanya ibu Santi. “Halo Mila (nama Ibu Santi) ini aku Lita,
saudaramu yang dulu meninggal dunia.” Suara dari sebrang telepon menjawab. Ibu
Santi pun menjawab, “Ini nggak mungkin...... gak mungkin...” mendengar suara
itu, Ibu Santi langsung menutup gagang telepon.
Setelah
percakapan tadi, tiba – tiba saja lampu rumah ibu Santi padam. Saat lampu mati
ibu tersebut pun menggambil lilin untuk penerangan ruangan di rumah tersebut.
Saat itu juga ketika ibu Santi sampai di ruang tamu, telepon kembali berbunyi
dan ibu Santi bertanya, “I...ni si....aapaaa..?” “Halo mama! Kenapa mama nggak
pernah ngunjungi aku lagi? Apa mama nggak sayang lagi sama ku?” Santi menjawab
dari sana. “ini pasti nggak kamu kan nak?” tanya ibu Santi. Tiba – tiba saja
sambungan telepon terputus.
Setelah
telepon rumah tersebut terputus, ibu Santi langsung saja menutup gagang telepon
rumahnya tersebut dan seketika itu juga lilin yang ada di dekatnya mati. Untuk
itu ibunya Santi mengambil mancis ke dapur. Setelah kembali dari dapur, sang ibu
pun kembali ke ruang keluarga. Saat mendekati kaca ruang keluarganya, ibu
tersebut melihat bayangan anaknya sedang bermain ayunan di samping rumahnya.
Melihat itu si ibu pun langsung berlari ke balik tembok dan ketika ia kembali
melihat ke luar jendela, bayangan itu sudah tidak ada lagi.
Setelah
itu semua ibunya pun tidur di kamarnya. Saat dia tidur, ia seperti memegang
tangan seseorang dan ketika ia membuka matanya, ia melihat bahwa ia sedang
memgang tangan anaknya yang sudah meninggal setahun lalu. Melihat hal itu, si
ibu pun seketika pingsan. Esok harinya ntah
karena apa ibu Santi berlari ke rumah ibunya Andrea dan meminta foto ketika
Santi dan Andrea berfoto sebelum kejadian yang merenggut nyawa Santi seorang.
Alangkah terkejutnya ibu Santi ketika melihat foto tersebut. Ia melihat hanya
Andrea yang ada dalam foto tersebut sedangkan Santi tidak ada di dalamnya.
Dengan diliputi rasa bingung, takut, dan cemas ibu Santi memberanikan diri
bertanya pada Ibunya Andrea. Dan ibu Andrea mengaku bahwa ia sering mendengar
anaknya berbicara sendiri dengan seseorang yang tidak di ketahuinya dan ibu
Andrea sering mendengar anaknya berbicara tentang makam, makam, dan makam.
Mendengar pernyataan tersebut, tersentak kagetlah ibu Santi karena ia teringat
kejadian tadi malam yang di alaminya. Sadar akan hal itu, dengan bergegas ibu
Santi pergi ke makam anaknya sembari berdoa dan meminta maaf atas kelalaiannya
selama ini kepada anaknya dan Tuhan. Semenjak itu, ibu Santi selalu rajin
berkunjung ke makam anak nya setiap sebulan sekali dan semenjak itulah anaknya
tak pernah menggangunya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan komentar anda :D