Kembali
kita membicarakan soal pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia tak
pernah lepas dari yang namanya MOS/Ospek dan sejenisnya. Tradisi yang “katanya”
untuk mendidik mental calon peserta didik ini tak tahu kapan dimulai, oleh
siapa, dan dimana. Karena tidak diketahui siapa pencipta, kapan dibuat, dan
dimana dibuat, maka jangan lagi kita katakan ini sebagai tradisi! Katakanlah
ini sebagai latihan yang terkesan main-main! Kenapa? Pertama, lihat dari bobot
acara (MOS/Ospek) ini. Apakah mendidik? Iya bisa jadi (Udah kaya main E*t
B*laga aja) Namun didikannya itu terkesan kurang ajar dan seolah-olah si senior
itu seperti orang gila yang marah-marah meneriaki tembok. Sekencang apapun
suaranya, pasti balik ke kuping dia.
MOS,
ospek, dan senioritas kata yang sulit dihilangkan ketika awal tahun di suatu
jenjang study. Kadang ada senior yang baik kadang ada yang kayak knalpot
kopong, ngerocos aja kerjanya kayak gak pernah di lem aja tuh mulut :p Lalu ada
aja senior yang bilang tujuan MOS itu untuk ngelatih mental. Tapi kok ngelatih
mental pakai acara bentak-bentak segala? Itu ngelatih mental atau mau buat
orang sakit hati? Let your self think it once again brada! Melatih mental yang
baik bukan dengan cara bentakan dan caci serta makian dari mulutmu yang bau
itu! Melatih mental yang baik adalah melatih dengan ilmu agama dan itu sudah
lebih dari cukup.
Maka
tak hayal jika kita katakan bahwa MOS dan senioritas seperti lingkaran setan
yang gak pernah terputus-putus. Hanya akan terputus jika ada orang yang berani
bertindak dan melawan yang “katanya” tradisi. Jangan ada lagi orang yang malas
ke sekolah hanya gara-gara senioritas dan perlakuan tidak menyenangkan lainnya
(Bully). Sekolah harus menjadi tempat yang sangat menyenangkan! Ingat, itu sekolah
bukan punya mamak kau! Itu sekolah punya umum, sekalipun punya mamak kau,
hormati juga orang yang sekolah di situ. Emangnya kalau gak ada orang yang
sekolah disitu, kau sama keluargamu bisa makan enak gak? Ya jelas gak lah! Maka
mulai saat ini untuk orang-orang yang menganggap dirinya sebagai senior yang
kurang baik, bertobatlah, kerajaan Allah sudah dekat. Jika ingin menjadi
pemimpin yang otoriter, gih ke Jerman dirikan Nazi lagi. Jadilah senior yang
baik dan benar. Kalau anda baik dan benar, orang lain pasti hormat. Ingat
analogi kita sebelumnya, jika + ketemu + maka hasilnya +. Jadi, jika kita baik
dan benar, feed backnya juga baik dan benar. Itu sebabnya setelah MOS makin
banyak senior yang gak dihormati karena kesongongan beberapa dari mereka seolah-olah
mereka yang punya sekolah padahal untuk menjadi OB aja belum tentu diterima
*Ups :p wakakaka....
Oleh
sebab itu, bagi senior-senior, ayo mari kita jadikan adik-adik kelas kita
hormat kepada kita luar dan dalam. Maksudnya bukan hanya hormat diluar tapi
dalam hati juga. Jadikan adik kelas hormat kepada kita dengan cara yang
terhormat bukan dengan cara seorang pejagal hewan. Yang dihadapi manusia bukan
seekor monyet!
Jangan lagi terdengar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan komentar anda :D