Indonesia,
negeri dengan sejuta kekayaan dan keindahan bersama rakyat yang dikatakan
seluruh dunia sebagai rakyat yang terbuka, santun, serta rukun. Namun keindahan
surga Indonesia hilang bak debu ditiup angin semenjak para serigala bedebah
masuk negara ini. 350 tahun Indonesia dijajah Belanda dan 3,5 tahun dijajah
Jepang, Indonesia terus berbenah dari yang terpuruk dalam kekangan
bangsa-bangsa keparat menjadi terbebas dan lepas hingga merdeka. Hampir 68
tahun negeri ini merdeka namun masih saja para bedebah bangsa ini tinggal di
negeri ini. Bak seorang pelacur yang memamerkan tubuhnya ke semua orang,
begitulah mereka. Walau seluruh noda hitam dalam dirinya diketahui masyarakat,
seperti anak kecil yang tak berdosa mereka masih berani mengatakan, “bukan
aku!” Apa yang mereka inginkan dari negara ini? Harta? Tahta? Atau wanita? Apa
mereka tidak pernah berpikir bagaimana sejarah bangsa ini? Beratus-ratus bahkan
beribu-ribu orang mati demi bangsa ini namun apa yang mereka lakukan kini? Bukan
hanya harta yang mereka rengut tapi juga kehidupan bangsa ini.
Para
serigala sekarat pembawa mau hanya bisa tidur diatas uang rakyat, penindas
rakyat menganggap hidup rakyat seperti kotoran. Mulai dari Soeharto penghianat
hingga antek-anteknya tak henti-hentinya membunuh bangsa ini. Apa yang telah ia
lakukan? Banyak! Ia membunuh harapan anak-anak bangsa ini, ia menjatuhkan harga
diri bangsa ini, ia membuat Pancasila dan Garuda tak berarti. Namun dengan
semangat para pejuang negeri ini, kita berani bangkit, kita berani angkat
senjata dan bicara namun kita bukan melawan para penjajah tapi melawan sebuah
rezim kekejaman yang kembali menumpahkan darah anak negeri ini.
Walaupun
bedebah itu sudah lama mati, namun apa yang telah ia perbuat bagi negeri ini
tetap kami ingat. Kami akan ingat apa yang ia perbuat dan menceritakan pada
anak cucu kami bahwa ada seorang bedebah yang pernah memimpin negeri ini agar
mereka tahu bagaimana caranya memimpin negara yang baik tidak seperti seekor
serigala sekarat haus darah yang tewas karena kekejamannya sendiri.
Inilah
ironi bangsa seribu serigala. Penuh dengan caci maki dan tamparan. Sulit mendapat
cinta kasih. Tak pernah bepegang pada pendirian dan ideologi selalu membangkang
dan tidak tahu malu.
Jika
kalian hai para serigala sekarat hanya bisa mencontohkan sesuatu yang jahat
pada kami, enyahlah kalian dari negeri ini. Negara ini tak butuh orang seperti
kalian. Negara ini dibangun dengan darah dan keringat. Oleh sebab itu kami
tidak mau melihat bangsa ini jatuh karena darah dan keringat. Kami ingin
melihat bangsa ini jaya. Kami ingin bangsa ini maju bukan berkembang. Kami
ingin bangsa ini menjadi aman dan tentram. Kami ingin kalian para serigala
sekarat untuk segera dibumihanguskan dari negeri ini. Kami masih peduli
terhadap bangsa ini. Kami masih peduli terhadap pahlawan kami. Kami masih
peduli terhadap anak cucu kami. Oleh karena itu, enyahlah segera kalian dari
muka bumi ini. Lebih baik kalian memerintah di dunia orang mati dengan begitu
satu pun dari mereka yang kalian perintah tidak akan peduli.
Kami
bukan boneka kalian. Kami punya hati dan pikiran serta jiwa. Hidup kami bukan
untuk kalian hai serigala sekarat. Hidup kami untuk Tuhan dan bangsa ini. Kami
tak mau mati sia-sia akibat ulah mu. Kami ingin hidup layak. Kami tidak butuh
janji-janji kalian. Kami hanya butuh bukti dan kerja nyata. Oleh sebab itu
dengar lah kami.
Hai
serigala sekarat, tinggalkanlah dirimu dan kunjungilah kami. Lihat bagaimana
tersiksanya kami dibawah tempat tidurmu. Rangkul lah kami dan rasakan bagaiamana
kesusahan kami. Itu yang kau lakukan pada kami sudah cukup membuat kami
bahagia. Tapi jagalah kebahagiaan kami itu. Jangan dengan membahagiakan kami
lantas kalian meminta bayaran kepada kami. Jangan kalian kuras kembali bangsa
ini. Cukuplah menguras hati dan pikiran kalian saja. Hanya itu yang kami
inginkan. Semoga dengan melakukan kebaikan itu bangsa ini kembali jaya dan
makmur serta disegani semua bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan komentar anda :D