Rabu, 20 Agustus 2014

Kritik Guru Indonesia

Indonesia, negara dengan sejuta keindahan dan dengan sejuta potensi di alam maupun di masyarakatnya. Namun itu semua terkadang bisa dinikmati terkadang tidak bisa dinikmati. Semisalnya saja pendidikan di negara ini. Bukan hanya karena semerawutnya bangsa ini, tapi juga semerawutnya beberapa guru. Sebagai contoh, di sekolah sangat dilarang yang namanya merokok, apalagi merokok di depan muka guru. Kalau gak di SPO ya di suruh merokok 8 batang sekaligus. Namun peraturan itu seolah-olah lucu-lucu belaka. Mengapa? Lihat guru nya! Mereka melarang murid merokok namun di depan murid-muridnya mereka merokok seolah-olah merokok itu nikmat dan bagaikan di surga dunia.
Memang murid-murid di negeri ini tidak bodoh tapi perlu contoh yang baik dan benar pula! Dari kejadian itu saja kita sudah bisa melihat bahwa tidak adanya keadilan di sekolah terlebih-lebih di depan para penerus bangsa. Ya kalau peraturan dilarang merokok bagi siswa, para guru juga harus bersikap bijaksana dengan tidak merokok di depan murid-murid! Kan gak etis kalau ada guru yang merokok di depan muridnya lalu si murid tempeleng kepala guru lalu ngehukum si guru dengan merokok 2 bungkus sekaligus.
Selain itu juga, banyak guru-guru yang sama sekali tidak memiliki semangat mengajar (udah kayak cabe-cabean galau aja) dikarenakan ada satu orang murid yang mengulah. Katanya guru, ya harus profesional dong. Kalau hanya satu yang mengulah, kenapa yang lain harus kena? Memang anda manusia, tapi sayang kemanusiaan anda terkadang melewati zona teritorial laut Indonesia!
Contoh kasus yang lainnya adalah pemukulan/cubit mencubit (udah kayak KDRT aja :p). Di kasus ini sering kali guru bilang, “Sebesar-besarnya marah ku, lebih besar lagi sayang ku sama mu” (Eittt dah.... udah kayak orang pacaran aja) :p Logikanya dimana? Kalau di matematika – ketemu + hasilnya -. Jadi kalau kita analogikan marah = - dan sayang = + berarti guru tadi bukan sayangnya yang besar tapi benci dan kekesalannya! Satu lagi, guru juga sering bilang, “Itu cubitan sayang bukan cubitan marah.” Hellowww!!!! Think again teachers! How come you love someone but you pinch him? You should go to psychiatrist!

Mungkin itu aja yang mau kukasih tahu buat guru-guru disana yang masih menganggap anak-anak didiknya sebagai pengkhianat bangsa. Kami ini murid yang mau belajar bukan romusha yang salah sikit langsung tembak. Sekian dari saya untuk murid ke guru-guru sekalian ;)

1 komentar:

Silakan berikan komentar anda :D