Malam
ini hujan sangat deras seklai. Petir menggelegar dimana – mana dengan kuatnya
pikir Nisa saat sedang menontong TV dengan keluarganya. Saat Nisa dan
keluarganya sedan asik-asiknya menonton TV, tiba-tiba terdengar suara pesawat
mendarat dari arah luar rumah mereka. Penasaran akan hal tersebut, Nisa pun
menanyakan hal tersebut pada kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya pun
menjawab bahwa itu hanya perasaan Nisa saja. Karena tidak puas dengan jawaban
orang tuanya, Nisa pun keluar rumah dan melihat ke samping rumahnya dan benar
saja tidak ada apa-apa di sana melainkan angin yang bertiup kencang meniup
pepohonan. Karena tidak menemukan hal apa-apa, Nisa pun kembali ke ruang nonton
keluarganya.
Pagi
pun tiba. Saatnya Nisa berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah Nisa
melihat jam dinding sekolah dan masih menunjukkan pukul 07.10. sembari melihat
jam tersebut, Nisa teringat akan kejadian tadi malam dan segera saja ia berlari
mencari temannya Ardi dan Sari. Setelah menemukan kedua temannya itu, Anisa mencertiakan
semua kejadian tadi malam yang di alaminya hingga tak terasa bel tanda masuk
kelas pun berbunyi.
3
menit setelah bel masuk kelas, bu guru datang ke kelas tidak seperti biasanya
karena kali ini bu guru membawa seorang murid baru. Ketika bu guru memasuki
kelas, seluruh murid bertanya-tanya siapa anak yang bersama guru mereka. Untuk
menjawab penasaran murid-muridnya, bu guru pun menjelaskan bahwa anak yang
bersamanya tersebut adalah murid baru di sekolah dan di kelas ini. Setelah
penjelasan tersebut, mereka juga mengetahui siapa nama murid baru tersebut,
Dina namanya. Sesudah sesi perkenalan, proses belajar mengajar pun dimulai. 85
menit proses belajar mengajar tidak terasa hampir usai. 5 menit sebelum bel
istirahat bu guru memberi tugas kelompok kepada mereka dengan jumlah anggota
tiap kelompok maksimal 4 orang. Mendengar tugas tersebut, Nisa langsung menggaet 2 temannya dan sekarang mereka
masih 3 orang. Melihat kelompoknya kekurangan orang, Nisa mencoba mencari
seorang lagi dari antara teman-temannya yang belum mendapati kelompok.
Hasilnya, Dina cuma yang belum memiliki kelompok sehingga kelompok Nisa menggaet Dina menjadi anggota kelompok
tersebut. Setelah mendapat rekan satu kelompok, Nisa menanyakan kapan akan
dilaksanakan pekerjaan mereka tersebut. Sari memberi ide bagaimana kalau kerja
kelompok tersebut dilakukan pada hari Senin sore bertempat di rumah Sari
sendiri. Atas ide tersebut semua anggota kelompok itu setuju.
Tibalah
hari yang ditentukan untuk kerja kelompok di rumah Sari. Saat sedang asik-asiknya
mengerjakan tugas tersebut, tiba-tiba saja Sari menanyakan dimana letak rumah
Dina kepada Dina. Mendengar itu, Dina pun menjawab, “Siusssiiiiiiitttttss?”
“kamu bilang apa?” tanya Sari kaget. “Ehe... maaf-maaf. Nggak apa-apa kok! Tadi kamu nanya di mana rumahku?
Kalau rumah ku ada di planet mars!” jawab Dina. “Haa!!! Planet mars???” jawab
mereka bertiga serentak. “Eh... sorry-sorry!
Maksud ku aku tinggal nggak jauh dari sini tapi...” jawab Dina. “Tapi apa Din?”
tanya Ardi penasaran. “Tapi sekarang ibu ku sedang sakit dan aku anak tunggal
sementara ayahku pergi meninggalkan kami.” jawab Dina kembali. Setelah
percakapan singkat tersebut, pekerjaan yang sempat terhenti tadi dilanjutkan
kembali. Setelah kira-kira 3 jam, tugas mereka akhirnya selesai juga. Setelah
pekerjaan tersebut selesai, Ardi, Nisa, dan Dina permisi pulang kepada Sari.
Selama di perjalanan pulang, mereka banyak mengobrol tentang diri mereka
masing-masing hingga tiba-tiba langkah Ardi dan Nisa terhenti karena mereka
melihat cahaya merah berkedip-kedip diatas kepala Dina. Penasaran akan hal itu,
Ardi memberanikan diri menanyakan hal tersebut kepada Dina dan Dina mengatakan
bahwa apa yang mereka lihat itu hanya sebuah bintang. Percaya akan hal
tersebut, mereka pun melanjutkan perjalanan dan sampai ke rumah mereka
masing-masing.
Esok
paginya ketiga sahabat tersebut kembali bertemu di kantin sekolah. Di sana
mereka membicarakan keanehan yang terjadi pada teman baru mereka, Dina. Karena
tidak menemukan jawaban yang pasti dan tepat, mereka merencanakan megunjungi
rumah Dina guna menyelidiki hal tersebut serta sekaligus menjeguk ibunya yang
sedang sakit. Sore itu ketiga sahabat tersebut mengunjungi rumah Dina yang
ternyata tidak jauh dari rumah Ardi. Sesampainya di rumah tersebut, mereka
melihat rumah tersebut kotor, jelek, dan terlihat kosong. Dengan segudang rasa
penasaran, Ardi lantas saja masuk ke rumah tersebut. Sesampainya di dalam rumah
tersebut alangkah terkejutnya mereka sebab mereka melihat 2 mahluk aneh yang
aneh yang menurut mereka seperti alien.
Melihat alien tersebut ketiga sahabat
tersebut pun berlari ke arah pintu namun sayang pintu tersebut tertutup dan
terkunci. Karena tidak bisa keluar, alien
tersebut mendekati mereka bertiga dan mengubah bentuk dirinya menjadi Dina yang
sebenarnya. Setelah transformasi tersebut, Dina mempersilahkan ketiga temannya
itu duduk dan sembari duduk Dina menceritakan yang sebenarnya bahwa mereka
terdampar di bumi yang seharusnya mereka terbang ke planet venus. Setelah
mendengar penjelasan Dina, ketiga sahabat tersebut pun pamit pulang dengan
terburu-buru karena ketakutan.
Keesokan
harinya ketika di sekolah Ardi, Nisa, dan Sari tidak menemukan Dina di kelas.
Karena penasaran, selepas pulang sekolah mereka mengunjungi rumah kosong yang
ditinggali oleh kedua alien tersebut. Sesampainya di sana mereka menemukan
secarik kertas yang bertuliskan “Mungkin setelah kalian membaca surat ini aku
sudah sampai di planet tujuanku, planet venus. Oleh sebab itu aku mau
mengucapkan terimakasih atas pertemanan kita yang singkat ini serta kirim kan
juga salam ku kepada bumi kalian karena cuma planet inilah yang terindah dari
planet yang lainnya yang pernah ku kunjungi. Salam dari Dina si Alien.” setelah
membaca surat tersebut mereka yakin bahwa teman baru mereka tersebut sudah
berada di planet lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan komentar anda :D