Jumat, 04 Oktober 2013

Temanku Seorang Alien

Malam ini hujan sangat deras seklai. Petir menggelegar dimana – mana dengan kuatnya pikir Nisa saat sedang menontong TV dengan keluarganya. Saat Nisa dan keluarganya sedan asik-asiknya menonton TV, tiba-tiba terdengar suara pesawat mendarat dari arah luar rumah mereka. Penasaran akan hal tersebut, Nisa pun menanyakan hal tersebut pada kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya pun menjawab bahwa itu hanya perasaan Nisa saja. Karena tidak puas dengan jawaban orang tuanya, Nisa pun keluar rumah dan melihat ke samping rumahnya dan benar saja tidak ada apa-apa di sana melainkan angin yang bertiup kencang meniup pepohonan. Karena tidak menemukan hal apa-apa, Nisa pun kembali ke ruang nonton keluarganya.
Pagi pun tiba. Saatnya Nisa berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah Nisa melihat jam dinding sekolah dan masih menunjukkan pukul 07.10. sembari melihat jam tersebut, Nisa teringat akan kejadian tadi malam dan segera saja ia berlari mencari temannya Ardi dan Sari. Setelah menemukan kedua temannya itu, Anisa mencertiakan semua kejadian tadi malam yang di alaminya hingga tak terasa bel tanda masuk kelas pun berbunyi.
3 menit setelah bel masuk kelas, bu guru datang ke kelas tidak seperti biasanya karena kali ini bu guru membawa seorang murid baru. Ketika bu guru memasuki kelas, seluruh murid bertanya-tanya siapa anak yang bersama guru mereka. Untuk menjawab penasaran murid-muridnya, bu guru pun menjelaskan bahwa anak yang bersamanya tersebut adalah murid baru di sekolah dan di kelas ini. Setelah penjelasan tersebut, mereka juga mengetahui siapa nama murid baru tersebut, Dina namanya. Sesudah sesi perkenalan, proses belajar mengajar pun dimulai. 85 menit proses belajar mengajar tidak terasa hampir usai. 5 menit sebelum bel istirahat bu guru memberi tugas kelompok kepada mereka dengan jumlah anggota tiap kelompok maksimal 4 orang. Mendengar tugas tersebut, Nisa langsung menggaet 2 temannya dan sekarang mereka masih 3 orang. Melihat kelompoknya kekurangan orang, Nisa mencoba mencari seorang lagi dari antara teman-temannya yang belum mendapati kelompok. Hasilnya, Dina cuma yang belum memiliki kelompok sehingga kelompok Nisa menggaet Dina menjadi anggota kelompok tersebut. Setelah mendapat rekan satu kelompok, Nisa menanyakan kapan akan dilaksanakan pekerjaan mereka tersebut. Sari memberi ide bagaimana kalau kerja kelompok tersebut dilakukan pada hari Senin sore bertempat di rumah Sari sendiri. Atas ide tersebut semua anggota kelompok itu setuju.
Tibalah hari yang ditentukan untuk kerja kelompok di rumah Sari. Saat sedang asik-asiknya mengerjakan tugas tersebut, tiba-tiba saja Sari menanyakan dimana letak rumah Dina kepada Dina. Mendengar itu, Dina pun menjawab, “Siusssiiiiiiitttttss?” “kamu bilang apa?” tanya Sari kaget. “Ehe... maaf-maaf. Nggak apa-apa kok! Tadi kamu nanya di mana rumahku? Kalau rumah ku ada di planet mars!” jawab Dina. “Haa!!! Planet mars???” jawab mereka bertiga serentak. “Eh... sorry-sorry! Maksud ku aku tinggal nggak jauh dari sini tapi...” jawab Dina. “Tapi apa Din?” tanya Ardi penasaran. “Tapi sekarang ibu ku sedang sakit dan aku anak tunggal sementara ayahku pergi meninggalkan kami.” jawab Dina kembali. Setelah percakapan singkat tersebut, pekerjaan yang sempat terhenti tadi dilanjutkan kembali. Setelah kira-kira 3 jam, tugas mereka akhirnya selesai juga. Setelah pekerjaan tersebut selesai, Ardi, Nisa, dan Dina permisi pulang kepada Sari. Selama di perjalanan pulang, mereka banyak mengobrol tentang diri mereka masing-masing hingga tiba-tiba langkah Ardi dan Nisa terhenti karena mereka melihat cahaya merah berkedip-kedip diatas kepala Dina. Penasaran akan hal itu, Ardi memberanikan diri menanyakan hal tersebut kepada Dina dan Dina mengatakan bahwa apa yang mereka lihat itu hanya sebuah bintang. Percaya akan hal tersebut, mereka pun melanjutkan perjalanan dan sampai ke rumah mereka masing-masing.
Esok paginya ketiga sahabat tersebut kembali bertemu di kantin sekolah. Di sana mereka membicarakan keanehan yang terjadi pada teman baru mereka, Dina. Karena tidak menemukan jawaban yang pasti dan tepat, mereka merencanakan megunjungi rumah Dina guna menyelidiki hal tersebut serta sekaligus menjeguk ibunya yang sedang sakit. Sore itu ketiga sahabat tersebut mengunjungi rumah Dina yang ternyata tidak jauh dari rumah Ardi. Sesampainya di rumah tersebut, mereka melihat rumah tersebut kotor, jelek, dan terlihat kosong. Dengan segudang rasa penasaran, Ardi lantas saja masuk ke rumah tersebut. Sesampainya di dalam rumah tersebut alangkah terkejutnya mereka sebab mereka melihat 2 mahluk aneh yang aneh yang menurut mereka seperti alien. Melihat alien tersebut ketiga sahabat tersebut pun berlari ke arah pintu namun sayang pintu tersebut tertutup dan terkunci. Karena tidak bisa keluar, alien tersebut mendekati mereka bertiga dan mengubah bentuk dirinya menjadi Dina yang sebenarnya. Setelah transformasi tersebut, Dina mempersilahkan ketiga temannya itu duduk dan sembari duduk Dina menceritakan yang sebenarnya bahwa mereka terdampar di bumi yang seharusnya mereka terbang ke planet venus. Setelah mendengar penjelasan Dina, ketiga sahabat tersebut pun pamit pulang dengan terburu-buru karena ketakutan.

Keesokan harinya ketika di sekolah Ardi, Nisa, dan Sari tidak menemukan Dina di kelas. Karena penasaran, selepas pulang sekolah mereka mengunjungi rumah kosong yang ditinggali oleh kedua alien tersebut. Sesampainya di sana mereka menemukan secarik kertas yang bertuliskan “Mungkin setelah kalian membaca surat ini aku sudah sampai di planet tujuanku, planet venus. Oleh sebab itu aku mau mengucapkan terimakasih atas pertemanan kita yang singkat ini serta kirim kan juga salam ku kepada bumi kalian karena cuma planet inilah yang terindah dari planet yang lainnya yang pernah ku kunjungi. Salam dari Dina si Alien.” setelah membaca surat tersebut mereka yakin bahwa teman baru mereka tersebut sudah berada di planet lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan komentar anda :D