Rabu, 16 Maret 2016

Lima Mangkok Cerita dari Putri Cahaya

Setelah hampir setahun gak ngelanjutin sekuel Mangkok-Mangkok Cerita dari Putri Cahaya, berhubung karena sekarang libur sekolah, aku sempat-sempatin nulis lagi. Di sekuel ku kali ini (udah kayak film Cinta Pitri aja), bakalan ada pembahasan menarik tentang cinta. Ea... kalau orang Indonesia udah bicarain cinta kadang mau nyengir-nyengir sendiri kayak nahan berak. Atau ada yang tersapu malu *eh tersipu malu maksudnya.
Setelah libur dengan penuh kegelisahan sebab gak tahu bakalan ditempatkan di kelas mana, akhirnya lega juga ketika tahu aku masih di kelas unggulan yaitu VIII-1. Ruang kelas kami tepatnya berada di lantai dua paling sudut. Dengan wali kelas mantan kepala sekolah sekaligus guru bahasa inggris. Pak Sianturi namanya. Beliau ahli silap mata asal mata silap, hilang barang. Bukan berarti bapak ini nyuri ya, tapi beliau suka jahil menyembunyikan barang orang lain. Bahkan ya, pernah kunci kereta (kalau di Medan sepeda motor dibilang kereta) guru disembunyikan dibawah asbak sehingga jok kereta sampai dibongkar. Dan walau udah ngelihat orang lain kebingungan, beliau tetap aja stay cool dengan gayanya sendiri. Oke kita tinggalkan bapak itu. Lanjut ke cerita ku. Di tahun kedua ku di SMP Putri Cahaya, sekolah punya program retret (sejenis pembinaan iman) di Cinta Alam (Masih di Sumut). Retret ini berlangsung selama 2 malam 3 hari. Beruntung, aku sekamar dengan manusia-manusia baik. Ada cerita lucu di malam pertama kami (jangan ngeres otaknya!), ketika aku dan teman-teman sekamarku cerita tentang yang berbau laki-laki tapi gak bokep, eh kamar sebelah cerita bokep. Dan hancurnya lagi, wali kelas kami ngeten (ngintip) dari luar dan malah ikut balas. Menurut kawanku, mereka udah ketakutan setengah cepirit. Pasalnya mereka ketahuan cerita bokep di kamar. Kalau kami? Praktek langsung *eh.

Setelah pulang dari retret ini, cerita paling menarik dimulai. Di kelas VIII lah aku mulai kenal dengan namanya cinta. Awalnya kawan ini (yang bakalan jadi pacar dan mantan) sebut saja Gab. Nah, tahulah gimana masa-masa PDKT pas SMP. Jujur, pada awalnya bukan aku yang PDKT duluan dan aku gak peka. Padahal di kelas VII aku gak dekat dengan dia. Tapi pernah salah satu temanku ngasih spoiler kalau ada yang suka sama ku. Dan aku juga bilang sama dia kalau aku juga suka sama seseorang di kelas VII. Tapi bukan dia. Percakapan kami ini awalnya dimulai ketika aku ulang tahun dan dia ngasih selamat. Dia tahu dari BBnya. Dia mulai ceritain tentang dirinya, imajinasi anehnya mulai dari dia pernah diculik alien dan dibawa ke suatu planet, phobia dia, ketidak sukaannya sama durian, dan masih banyak lagi. Berlanjut dan berlanjut kayak sinetron, tepatnya tanggal 5 Oktober 2012 (kok aku hapal ya?) seperti ada serangan-serangan dari teman ceweknya kalau aku harus nembak dia. Dengan hati gelisah (geli-geli basah), saat itu aku bukan nembak dia tapi hal bodoh yang keluar dari sms ku, “Kau suka sama ku?”. Tak lama kemudian muncul balasan sms dari dia. Dan jujur jantung ini dag-dig-dug-ser belalang kuncup pas buka sms dari dia. “Kalau iya kenapa dan kalau gak kenapa?” balas dia. Bingung kan mau balas apa? Lalu aku balas, “Jawablah jujur.” Dan dia jawab iya. Langsung lah saat itu aku bilang, “Jujur, sebenarnya aku juga suka samamu.” Seketika itu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, Medan, 5 Oktober 2012 tersiar kabar keseluruh teman-teman ceweknya. Aku ngedrop ketika banyak yang sms aku dengan nomor gak jelas dan menanyakan peristiwa yang baru terjadi. Kata teman ku yang cowok saat dia nge-sms si Gab ini, dan nanya, “Kau lagi apa?” Lantas si Gab langsung balas, “Diam dulu kau, lagi senang aku.” Dan menurut pengakuannya, dia sampai lompat-lompat kegirangan di tempat tidurnya setelah aku bilang kata-kata diatas.
Keesokan harinya di sekolah, ketika mau masuk ke kelas, semua mata yang mengetahui peristiwa kemarin tertuju padaku. Jujur, aku udah kayak Mis Universe. Sampai-sampai salah satu teman cowok ku datang ke aku dan nanya apa yang terjadi kemarin. Dengan polosnya aku bilang kalau aku ngehamili baru “jadian” sama yah udah tahulah siapa.
Senin, 8 Oktober 2012 setelah pulang sekolah. Saat itu Gab adalah pengurus OSIS dan aku office boy siswa biasa. Jadi, ketika aku lagi makan, masuklah SMS dengan nama Gab. Ketika aku buka, jeng.... jeng.... jeng.... jeng.... dia nembak aku. What? Cewek nembak aku? Perasaan ku gak enak. Tapi demi menjaga nasi tetap di mulut dan cinta kami tetap bersatu, aku jawab ya dengan catatan aku curiga. Keesokan harinya, aku gak tanya hal itu. Boro-boro nanya, jumpa aja gak berani. Well... mungkin kalian pikir aku lemah, pemalu, cacat, dan hina. Tapi, itu benar! Eh... maksudku, kalian belum lihat aku yang sebenarnya, kalau kalian lihat, maaf aku juga gak berani nunjukkan muka ku ke kalian. Oke... fokus! Kami ada tipe pacaran yang bisa dikatakan irit berstrategi. Karena kami sekelas dan pastinya jumpa terus selama 6 hari, oleh sebab itu, kami hanya smsan ketika hari Sabtu, ya hari Sabtu! Kenapa dikatakan irit? Irit pulsa (karena paket pada saat itu belum terlalu digunakan). Serta berstrategi guna. Menurut penelitian yang gak pernah aku laksanakan, seseorang yang putus dengan seseorang yang lainnya, karena bosan. Bosan karena sering berhubungan. Seolah-olah ketika makan ingat dia, ketika berak ingat dia, bahkan ketika berkaca, wajah dia yang kelihatan. Oleh sebab itu, strategi itu berhasil membuat kami langgeng berapa bulan. Pada hari Sabtu minggu itu juga, si Gab nyeritain kalau temanku yang namanya, sebut saja sempak-firaun-bermata-empat ngebajak hapenya si Gab dan nembak aku. Demi apa aku terkejut kalau yang nembak aku sesosok sempak dari dinasti Firaun. Demi menjaga image seorang pria, aku ngeles dengan bilang, “Hmm... sudah kuduga.” Tapi tetap aja kesal ditembak sama sempak-firaun-bermata-empat.
Hari-hari dan minggu-minggu kami lalui tapi gak selalu bersama. Aku nge-down dengan teman-teman sekelasku. Aku sempat malas ke sekolah karena pacaran ini. Seolah-olah kami yang pacaran dan mereka yang sibuk dengan urusan kami berdua. Sempat beberapa hari aku terpikir kejadian 5 Oktober 2012 yang lalu hingga berakhir pada keputusan untuk break sementara. Dengan gaya-gaya drama kehidupan ala Juleha dan Romi aku bilang kalau aku gak tahan dan bosan. Mungkin saat itu dia pasti kecewa berat dengan aku. Seminggu kami gak berhubungan sama sekali. Namun..... minggu depannya lagi kami balikan. Dan disini aku udah mulai beradaptasi dengan keadaan. Kami udah lebih dari yang awal dulu tapi gak sampai hamil kok *eh... Mungkin ada yang bertanya, pacaran jenis apa yang hanya berkomunikasi via udara hanya sekali seminggu? Ya itulah kami. Dia menghargai keputusanku dan aku juga menghargai keputusan dia. Yang katanya dia gak mau ganggu aku belajar padahal masuk sepuluh besar di SMP itu suatu hal yang mustahil bagiku. Sampai-sampai, karena udah kebiasaan smsan hanya setiap hari Sabtu, kalau aku nge-sms dia, pasti dibalas, “Tumben sms hari ini?” Ya kalau di sinetron-sinetron wajah ceweknya udah di sinis-sinisin minta di tabok.
Hubungan kami gak selamanya berjalan normal dan pada akhirnya kembali di terjang awan panas. Pada tanggal 25 Desember 2012, tepatnya selesai Natal pada malam harinya, dia mutusin aku. Sebab dan akibatnya aku lupa. Sejak saat itu aku gak pernah berhubungan dengan dia. Bahkan ketika aku sms dia untuk hanya sekedar mengucapkan selamat tahun baru, dia pun gak ngebalas dan aku malah kirim sms pedas ke dia.
~Ceritaku bersambung ke Enam Mangkok Cerita dari Putri Cahaya~

1 komentar:

Silakan berikan komentar anda :D