Setelah hampir setahun
gak ngelanjutin sekuel Mangkok-Mangkok Cerita dari Putri Cahaya, berhubung
karena sekarang libur sekolah, aku sempat-sempatin nulis lagi. Di sekuel ku
kali ini (udah kayak film Cinta Pitri aja), bakalan ada pembahasan menarik
tentang cinta. Ea... kalau orang Indonesia udah bicarain cinta kadang mau
nyengir-nyengir sendiri kayak nahan berak. Atau ada yang tersapu malu *eh
tersipu malu maksudnya.
Setelah libur dengan
penuh kegelisahan sebab gak tahu bakalan ditempatkan di kelas mana, akhirnya
lega juga ketika tahu aku masih di kelas unggulan yaitu VIII-1. Ruang kelas
kami tepatnya berada di lantai dua paling sudut. Dengan wali kelas mantan
kepala sekolah sekaligus guru bahasa inggris. Pak Sianturi namanya. Beliau ahli
silap mata asal mata silap, hilang
barang. Bukan berarti bapak ini nyuri ya, tapi beliau suka jahil menyembunyikan
barang orang lain. Bahkan ya, pernah kunci kereta (kalau di Medan sepeda motor
dibilang kereta) guru disembunyikan dibawah asbak sehingga jok kereta sampai
dibongkar. Dan walau udah ngelihat orang lain kebingungan, beliau tetap aja
stay cool dengan gayanya sendiri. Oke kita tinggalkan bapak itu. Lanjut ke
cerita ku. Di tahun kedua ku di SMP Putri Cahaya, sekolah punya program retret
(sejenis pembinaan iman) di Cinta Alam (Masih di Sumut). Retret ini berlangsung
selama 2 malam 3 hari. Beruntung, aku sekamar dengan manusia-manusia baik. Ada
cerita lucu di malam pertama kami (jangan ngeres otaknya!), ketika aku dan
teman-teman sekamarku cerita tentang yang berbau laki-laki tapi gak bokep, eh
kamar sebelah cerita bokep. Dan hancurnya lagi, wali kelas kami ngeten
(ngintip) dari luar dan malah ikut balas. Menurut kawanku, mereka udah
ketakutan setengah cepirit. Pasalnya mereka ketahuan cerita bokep di kamar.
Kalau kami? Praktek langsung *eh.
Setelah pulang dari
retret ini, cerita paling menarik dimulai. Di kelas VIII lah aku mulai kenal
dengan namanya cinta. Awalnya kawan ini (yang bakalan jadi pacar dan mantan)
sebut saja Gab. Nah, tahulah gimana masa-masa PDKT pas SMP. Jujur, pada awalnya
bukan aku yang PDKT duluan dan aku gak peka. Padahal di kelas VII aku gak dekat
dengan dia. Tapi pernah salah satu temanku ngasih spoiler kalau ada yang suka
sama ku. Dan aku juga bilang sama dia kalau aku juga suka sama seseorang di
kelas VII. Tapi bukan dia. Percakapan kami ini awalnya dimulai ketika aku ulang
tahun dan dia ngasih selamat. Dia tahu dari BBnya. Dia mulai ceritain tentang
dirinya, imajinasi anehnya mulai dari dia pernah diculik alien dan dibawa ke
suatu planet, phobia dia, ketidak sukaannya sama durian, dan masih banyak lagi.
Berlanjut dan berlanjut kayak sinetron, tepatnya tanggal 5 Oktober 2012 (kok
aku hapal ya?) seperti ada serangan-serangan dari teman ceweknya kalau aku
harus nembak dia. Dengan hati gelisah (geli-geli basah), saat itu aku bukan
nembak dia tapi hal bodoh yang keluar dari sms ku, “Kau suka sama ku?”. Tak
lama kemudian muncul balasan sms dari dia. Dan jujur jantung ini
dag-dig-dug-ser belalang kuncup pas buka sms dari dia. “Kalau iya kenapa dan
kalau gak kenapa?” balas dia. Bingung kan mau balas apa? Lalu aku balas, “Jawablah
jujur.” Dan dia jawab iya. Langsung lah saat itu aku bilang, “Jujur, sebenarnya
aku juga suka samamu.” Seketika itu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,
Medan, 5 Oktober 2012 tersiar kabar keseluruh teman-teman ceweknya. Aku ngedrop
ketika banyak yang sms aku dengan nomor gak jelas dan menanyakan peristiwa yang
baru terjadi. Kata teman ku yang cowok saat dia nge-sms si Gab ini, dan nanya, “Kau
lagi apa?” Lantas si Gab langsung balas, “Diam dulu kau, lagi senang aku.” Dan
menurut pengakuannya, dia sampai lompat-lompat kegirangan di tempat tidurnya
setelah aku bilang kata-kata diatas.
Keesokan
harinya di sekolah, ketika mau masuk ke kelas, semua mata yang mengetahui
peristiwa kemarin tertuju padaku. Jujur, aku udah kayak Mis Universe.
Sampai-sampai salah satu teman cowok ku datang ke aku dan nanya apa yang
terjadi kemarin. Dengan polosnya aku bilang kalau aku ngehamili baru “jadian”
sama yah udah tahulah siapa.
Senin,
8 Oktober 2012 setelah pulang sekolah. Saat itu Gab adalah pengurus OSIS dan
aku office boy siswa biasa. Jadi, ketika aku lagi makan, masuklah SMS dengan
nama Gab. Ketika aku buka, jeng.... jeng.... jeng.... jeng.... dia nembak aku.
What? Cewek nembak aku? Perasaan ku gak enak. Tapi demi menjaga nasi tetap di
mulut dan cinta kami tetap bersatu, aku jawab ya dengan catatan aku curiga.
Keesokan harinya, aku gak tanya hal itu. Boro-boro nanya, jumpa aja gak berani.
Well... mungkin kalian pikir aku lemah, pemalu, cacat, dan hina. Tapi, itu
benar! Eh... maksudku, kalian belum lihat aku yang sebenarnya, kalau kalian
lihat, maaf aku juga gak berani nunjukkan muka ku ke kalian. Oke... fokus! Kami
ada tipe pacaran yang bisa dikatakan irit berstrategi. Karena kami sekelas dan
pastinya jumpa terus selama 6 hari, oleh sebab itu, kami hanya smsan ketika
hari Sabtu, ya hari Sabtu! Kenapa dikatakan irit? Irit pulsa (karena paket pada
saat itu belum terlalu digunakan). Serta berstrategi guna. Menurut penelitian
yang gak pernah aku laksanakan, seseorang yang putus dengan seseorang yang
lainnya, karena bosan. Bosan karena sering berhubungan. Seolah-olah ketika
makan ingat dia, ketika berak ingat dia, bahkan ketika berkaca, wajah dia yang
kelihatan. Oleh sebab itu, strategi itu berhasil membuat kami langgeng berapa
bulan. Pada hari Sabtu minggu itu juga, si Gab nyeritain kalau temanku yang
namanya, sebut saja sempak-firaun-bermata-empat ngebajak hapenya si Gab dan
nembak aku. Demi apa aku terkejut kalau yang nembak aku sesosok sempak dari
dinasti Firaun. Demi menjaga image seorang pria, aku ngeles dengan bilang, “Hmm...
sudah kuduga.” Tapi tetap aja kesal ditembak sama sempak-firaun-bermata-empat.
Hari-hari dan
minggu-minggu kami lalui tapi gak selalu bersama. Aku nge-down dengan
teman-teman sekelasku. Aku sempat malas ke sekolah karena pacaran ini. Seolah-olah
kami yang pacaran dan mereka yang sibuk dengan urusan kami berdua. Sempat beberapa
hari aku terpikir kejadian 5 Oktober 2012 yang lalu hingga berakhir pada
keputusan untuk break sementara. Dengan gaya-gaya drama kehidupan ala Juleha
dan Romi aku bilang kalau aku gak tahan dan bosan. Mungkin saat itu dia pasti
kecewa berat dengan aku. Seminggu kami gak berhubungan sama sekali. Namun.....
minggu depannya lagi kami balikan. Dan disini aku udah mulai beradaptasi dengan
keadaan. Kami udah lebih dari yang awal dulu tapi gak sampai hamil kok *eh...
Mungkin ada yang bertanya, pacaran jenis apa yang hanya berkomunikasi via udara
hanya sekali seminggu? Ya itulah kami. Dia menghargai keputusanku dan aku juga
menghargai keputusan dia. Yang katanya dia gak mau ganggu aku belajar padahal
masuk sepuluh besar di SMP itu suatu hal yang mustahil bagiku. Sampai-sampai,
karena udah kebiasaan smsan hanya setiap hari Sabtu, kalau aku nge-sms dia,
pasti dibalas, “Tumben sms hari ini?” Ya kalau di sinetron-sinetron wajah
ceweknya udah di sinis-sinisin minta di tabok.
Hubungan kami gak
selamanya berjalan normal dan pada akhirnya kembali di terjang awan panas. Pada
tanggal 25 Desember 2012, tepatnya selesai Natal pada malam harinya, dia
mutusin aku. Sebab dan akibatnya aku lupa. Sejak saat itu aku gak pernah
berhubungan dengan dia. Bahkan ketika aku sms dia untuk hanya sekedar
mengucapkan selamat tahun baru, dia pun gak ngebalas dan aku malah kirim sms
pedas ke dia.
~Ceritaku bersambung ke
Enam Mangkok Cerita dari Putri Cahaya~
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus