Jumat, 04 Oktober 2013

Jendral yang Sombong

Di sebuah kerajaan ada seorang raja yang bernama Raja Baraking. Raja ini biasa disebut Raja King oleh rakyatnya. Raja ini memiliki seorang Putra pewaris tahta kerajaannya yang bernama Pangeran Leonardo. Leonardo biasanya disapa rakyatnya dengan sebutan Leo.
Raja King memiliki sifat yang tegas, baik, bijaksana dalam menggambil keputusan, dan kosisten. Tetapi itu semua bertolak belakang dengan sifat putranya, Pangeran Leo. Pengeran Leo memilik sifat sombong, tidak tahu terima kasih, dan tidak sopan tetapi dialah orang yang paling pandai mengatur strategi peperangan di kerajaan tersebut. Dan didalam kesatuan di kerajaannya, sang pangeran sudah berpangkat letnan jendral yang akan diangkat ayahnya satu bulan lagi menjadi jendral di kerajaannya.
Selama proses satu bulan tersebut, sang raja ingin mengetahui bagaimana kebijaksanaan putranya. Oleh sebab itu sang raja menyamar menjadi rakyat jelata di kerajaannya sendiri. Oleh sebab itu juga heboh lah seluruh kerajaan karena satu pun tidak ada yang tahu sang raja pergi kemana. Selama itu juga sang pangeran diangkat menjadi raja sementara di kerajaan tersebut. Selama 11 hari masa pemerintahan sang pangeran, sang raja menilai bahwa putranya kini sudah bijaksana namun pernyataannya keliru ketika sang raja mendengar suatu berita bahwa kerajaan akan diserang oleh kerajaan Aggara 2 hari lagi. Mendengar berita itu khawatirlah sang raja. Kekhawatiran raja semakin menjadi – jadi sebab ketika sang jubir kerajaan mengatakan berita itu kepada sang pangeran, pangeran hanya diam dan tidak mengambil keputusan karena ia menganggap bahwa peperangan kali ini akan dimenangkan kerajaannya karena kerajaan ayahnya selalu menang dalam setiap pertempuran.
Mendengar kesombongan putranya, sang ayah pun marah dalam hatinya karena putra yang selama ini dianggap baik, setia, dan tidak sombong ternyata itu hanya didepannya saja. Hingga tibalah hari penyerangan ke kerajaan Pangeran Leo. “Kami memberika kesempatan kepada Pangeran Leo untuk memberikan kerajaan anda beserta isinya kepada raja kami Raja Selseryn!” kata jubir kerajaan Aggara. “sehebat apa kemampuanmu, ha? Kami selalu menang atas kerajaan kalian jadi sebaiknya kalianlah yang menyerah!” balas sang pangeran. “sombong sekali kau! Serangggggg!!!” perintah komandan. Mendengar kata serang tersebut, terkejutlah sang pangeran karena satupun pasukkannya belum ia persiapkan. Karena satupun pasukan tidak ia siapkan maka hari itu juga kerajaan Pangeran Leo jatuh ke tangan kerajaan Raja Selseryn. Karena mengetahui kerajaannya di jajah oleh kerajaan lain, bergegaslah sang raja mengumpulkan pasukan rahasianya yang berjumlah 15.000 orang di tempat persembunyiannya. Di sana sang raja mengatur strategi guna merebut kerajaan mereka kembali. Ketika strategi telah diberikan, mulailah penyerangan ke kerajaan Aggara. Di sana, pasukan Raja King berhasil menginvasi kerajaan Aggara. Karena keberhasilan tersebut, tersiarlah kabar kalau kerajaan Aggara bisa direbut oleh Raja King. Mendengar berita tersebut, Raja Selseryn memerintahkan semua pasukannya untuk kembali kekerajaan guna merebut kembali kerajaan mereka. Mendengar berita itu, bergegaslah pasukan Raja King kembali ke kerajaan mereka dan merebut kembali kerajaan mereka. Sementara pasukan yang tersisa ditugaskan untuk menghabisi seluruh pasukan kerajaan Aggara serta sang raja, Raja Selseryn.
Setelah kerajaan Pangeran Leo berhasil di rebut kembali oleh Raja King, maka diadakan perjumpaan yang besar di alun – alun kerajaan dengan di hadiri oleh petinggi kerajaan serta seluruh rakyat. “saya berdiri di sini dan mengumpulkan anda – anda semua karena satu hal, yaitu karena putra saya sendiri dan pangeran kalian semua. Mengapa? Pertama saya ingin meberitahu bahwa penyerangan yang menimpa kerajaan ini mutlak karena kesalahan sang pangeran bukan karena kesalahan penasihat dan kedua akibat kesalahan tersebut, saya akan menunda kenaikan pangkat putra saya dan akan menghukumnya di dalam gua di tengah hutan kerajaan kita” kata sang raja. Mendengar pernyataan tersebut, hadirin yang hadir menjad diam seribu bahasa dan bertanya – tanya mengapa raja yang baik dan bijaksana harus menghukum putranya sendiri?

Atas perintah sang raja, maka sang pangeran pun dikurung dalam gua dan ditutup dengan batu selama  3 hari lamanya. Sang raja berharap dengan perlakuannya seperti itu sang pangeran akan berubah total ke arah yang lebih baik. 3 hari masa kurungan sang pangeran telah selesai dan pangeran di persilahkan keluar dari gua dan harapan sang raja terwujud. Semenjak Pangerna Leo di kurung dalam gua, ia semakin baik, bijaksana, dan peduli terhadap rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan komentar anda :D