Pagi
itu Irfan pergi ke sekolah melewati sebuah rumah kosong yang sudah bertahun –
tahun tak berpenghuni. Ketika ia melihat rumah itu, naiklah semua bulu kuduknya
dan ia mulai merinding. Tiba – tiba saja ia melihat bayangan putih melintas
dari rumah tersebut. Melihat itu, Irfan berlari sekencang – kencangnya menuju
sekolahnya. Sesampainya di sekolah, Irfan bercerita kepada teman – temannya
tentang pengalamannya saat ia di jalan menuju ke sekolah. Dan ternyata teman –
teman Irfan juga sering melihat penampakan dari dalam rumah tersebut.
Bel
pulang sekolah pun berbunyi, tetapi Irfan tidak langsung pulang melainkan ia
melaksanakan tugas piket menyapunya. Setelah itu, Irfan dan teman – temannya
pulang bersama. Namun sayang tiba – tiba hujan lebat turun dengan cepat
sehingga memaksa mereka menunggu di sekolah. Pukul 7 malam hujan pun kembali
reda. Irfan dan teman – temannya kembali melanjutkan perjalanan mereka. Saat
mereka di jalan, mereka melewati rumah kosong yang dikisahkan Irfan tadi pagi.
Saat mereka melewati rumah tersebut, mereka mendengar suara yang aneh dari
dalam rumah tersebut. Karena rasa takut yang sudah memucak, Irfan dan teman –
temannya lari tunggang langgang menjauhi rumah tersebut.
Belum
lama Irfan sampai di rumahnya, ia mendengar telepon rumahnya berdering. Lalu ia
mengangkat gangang telepon tersebut dan bertanya, “dengan siapa ya?” “aku
Ganang! Eh... coba deh lihat besok
pagi di depan rumah kosong tadi, pasti ada bercak warna merah pasti itu darah!”
kata Ganang. Mendengar pernyataan Ganang, Irfan langsung menutup gangang
telepon dan berlari ke kamarnya dan langsung tidur. Besok paginya, teringat
akan perkataan Ganang tadi malam, Irfan ingin membuktikan ada atau tidaknya
bercak darah tersebut. Saat pergi sekolah, ia melewati rumah kosong tersebut
dan benar saja perkataan Ganang tadi malam bahwa ada bercak darah di depan
rumah tersebut. Sesampainya di sekolah, Irfan menantang ke delapan temannya
untuk masuk ke dalam rumah kosong tersebut nanti malam. Ternyata semua teman
Irfan setuju dan mereka sepakat berkumpul di depan rumah tersebut jam 7 malam.
Tepat
jam 7 malam mereka semua sudah berkumpul di depan rumah kosong tersebut
termasuk Irfan. Dengan rasa takut di dalam mereka semua, mereka memberanikan
diri untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Sesampainya didalam rumah tersebut,
tiba – tiba saja pintu utama tersebut menutup dengan sendirinya sontak saja
mereka terkejut dan hampir berlari. Karena penasaran akan rumah tersebut,
mereka menusuri setiap ruang dan lorong dari rumah tersebut. Namun satu pun tak
ada yang mereka temukan selain ruang yang kosong. Akhirnya ketika mereka ingin
pulang dan keluar dari rumah tersebut terlihatlah bayangan dari belakang rumah
tersebut. Sontak saja mereka berlari ke arah pintu keluar namun sayang ketika
mereka mencoba membuka pintu tersebut pintu tersebut tidak bisa dibuka. Karena
tidak bisa dibuka, mereka kembali menoleh kebelakang dan melihat bayangan itu
semakin dekat ke arah mereka dan tiba – tiba saja sosok yang ditakuti mereka
menampakkan wajahnya yang ternyata adalah Pak Makmur pemilik rumah tersebut.
Karena penasaran Irfan pun bertanya tentang kejanggalan selama ini yang ada di
rumah Pak Makmur dan ternyata bayangan yang sering mereka lihat itu adalah
istri dari Pak makmur yang kebetulan lewat dan bercak darah yang ada di depan
rumah Pak Makmur ternayta adalah tumpahan cat anak Pak Makmur. Setelah
mendengar penjelasan tersebut, pulanglah mereka ke rumah mereka masing – masing
tanpa ada rasa penasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan komentar anda :D