Jumat, 04 Oktober 2013

Rahasia di Malam Itu

Pagi itu Irfan pergi ke sekolah melewati sebuah rumah kosong yang sudah bertahun – tahun tak berpenghuni. Ketika ia melihat rumah itu, naiklah semua bulu kuduknya dan ia mulai merinding. Tiba – tiba saja ia melihat bayangan putih melintas dari rumah tersebut. Melihat itu, Irfan berlari sekencang – kencangnya menuju sekolahnya. Sesampainya di sekolah, Irfan bercerita kepada teman – temannya tentang pengalamannya saat ia di jalan menuju ke sekolah. Dan ternyata teman – teman Irfan juga sering melihat penampakan dari dalam rumah tersebut.
Bel pulang sekolah pun berbunyi, tetapi Irfan tidak langsung pulang melainkan ia melaksanakan tugas piket menyapunya. Setelah itu, Irfan dan teman – temannya pulang bersama. Namun sayang tiba – tiba hujan lebat turun dengan cepat sehingga memaksa mereka menunggu di sekolah. Pukul 7 malam hujan pun kembali reda. Irfan dan teman – temannya kembali melanjutkan perjalanan mereka. Saat mereka di jalan, mereka melewati rumah kosong yang dikisahkan Irfan tadi pagi. Saat mereka melewati rumah tersebut, mereka mendengar suara yang aneh dari dalam rumah tersebut. Karena rasa takut yang sudah memucak, Irfan dan teman – temannya lari tunggang langgang menjauhi rumah tersebut.
Belum lama Irfan sampai di rumahnya, ia mendengar telepon rumahnya berdering. Lalu ia mengangkat gangang telepon tersebut dan bertanya, “dengan siapa ya?” “aku Ganang! Eh... coba deh lihat besok pagi di depan rumah kosong tadi, pasti ada bercak warna merah pasti itu darah!” kata Ganang. Mendengar pernyataan Ganang, Irfan langsung menutup gangang telepon dan berlari ke kamarnya dan langsung tidur. Besok paginya, teringat akan perkataan Ganang tadi malam, Irfan ingin membuktikan ada atau tidaknya bercak darah tersebut. Saat pergi sekolah, ia melewati rumah kosong tersebut dan benar saja perkataan Ganang tadi malam bahwa ada bercak darah di depan rumah tersebut. Sesampainya di sekolah, Irfan menantang ke delapan temannya untuk masuk ke dalam rumah kosong tersebut nanti malam. Ternyata semua teman Irfan setuju dan mereka sepakat berkumpul di depan rumah tersebut jam 7 malam.
Tepat jam 7 malam mereka semua sudah berkumpul di depan rumah kosong tersebut termasuk Irfan. Dengan rasa takut di dalam mereka semua, mereka memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Sesampainya didalam rumah tersebut, tiba – tiba saja pintu utama tersebut menutup dengan sendirinya sontak saja mereka terkejut dan hampir berlari. Karena penasaran akan rumah tersebut, mereka menusuri setiap ruang dan lorong dari rumah tersebut. Namun satu pun tak ada yang mereka temukan selain ruang yang kosong. Akhirnya ketika mereka ingin pulang dan keluar dari rumah tersebut terlihatlah bayangan dari belakang rumah tersebut. Sontak saja mereka berlari ke arah pintu keluar namun sayang ketika mereka mencoba membuka pintu tersebut pintu tersebut tidak bisa dibuka. Karena tidak bisa dibuka, mereka kembali menoleh kebelakang dan melihat bayangan itu semakin dekat ke arah mereka dan tiba – tiba saja sosok yang ditakuti mereka menampakkan wajahnya yang ternyata adalah Pak Makmur pemilik rumah tersebut. Karena penasaran Irfan pun bertanya tentang kejanggalan selama ini yang ada di rumah Pak Makmur dan ternyata bayangan yang sering mereka lihat itu adalah istri dari Pak makmur yang kebetulan lewat dan bercak darah yang ada di depan rumah Pak Makmur ternayta adalah tumpahan cat anak Pak Makmur. Setelah mendengar penjelasan tersebut, pulanglah mereka ke rumah mereka masing – masing tanpa ada rasa penasaran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan komentar anda :D