Yo...
akhirnya paduan suara kami bisa membawa Gold Medal untuk kategori threesome Musica Sacra dan Bronze Medal untuk kategori Teenager Choir. Gimana kisah ku di
Bali? Itu udah ada bagiannya sendiri bisa dilihat di sini. Sekali lagi, bagi
yang gak kuat bacanya karena takut becek sampai mencrot-mencrot, mending jangan
baca. Di sekuel ke tujuh ini (udah kayak novel Heli Kopter aja) aku bakalan
ceritain tahun terakhir ku di dunia SMP Putri Cahaya. Aku beruntung kalau
manusia-manusia sirik di kelas VIII yang lalu dengan sadar diri meminta keluar
dari kelas unggulan. Sebut saja cucu-cucu Pilatus. Mereka meminta keluar dari
kelas unggulan katanya gak aman dan nyaman (berbuat kejahatan) menurutku. Sebab,
menjelang UN bahkan mereka cucu-cucu Pilatus masih menyempatkan untuk cabut
massal. Bersyukur itu cucu-cucu Pilatus mempermalukan nama diri sendiri dan
kelasnya yang katanya lebih nikmat. Well... karena ngebahas anak orang apalagi
cucunya si Pilatus gak enak, yaudah balik lagi ke aku. Gak usah tegang-tengang
kali lah.
Bulan Agustus
adalah bulan sibuk-sibuknya SMP Putri Cahaya. Sibuk ujian? Kagak, sibuk nanya
kapan jadwal gak belajar. Di bulan yang penuh berkah itu (karena kayaknya waktu
itu lagi bulan Ramadhan) aku dan Gab ulang tahun. Horee... potong burungnya, potong
burungnya *eh... Waktu itu aku ngasih ke dia sesuatu dari Bali yang kayaknya cowok
manapun gak bakalan nemu yang begituan. Seriusan deh. Mau tahu apa yang aku
kasih? Ini penampakannya.
Udah kan? Biar aku
ceritain dikit gimana kok bisa dapat begituan. Jujur itu aku dapat dari
kawan-kawan yang ikut ke Bali waktu lomba paduan suara. Jadi mereka kayak
nemuin sesuatu yang aneh gitu sejenis karang tapi warnanya berbeda-beda, kayak
ada warna merah yang menyerupai hati yang melambangkan cintaku kepadanya
esehhh.... prettt...., lalu ada 3 kerang kecil dibawahnya yang melambangkan
apaan ya? Menurut kalian aja dulu, sebuah bintang laut yang aku kira udah mati
rupanya masih hidup, dan sebuah pondasi karang yang melambangkan pondasi cinta
kami berdua mpeehhh.... (serius, jijik ngetiknya). Tapi bukan itu yang aku
kasih ke dia, pasalnya, waktu balik ke hotel tepatnya penginapan kayak
sepanjang jalan mau ke Simalingkar, tercium bau busuk yang dikeluarkan dari
bintang laut yang udah mati lemas dan bentuknya gak sekokoh pada gambar
(maafkan aku bintang laut) ya terpaksa tempat terakhirnya adalah selokan. Yang aku
kasih ke dia hanya yang warna merah, pondasi karang, 3 kerang kecil, dan satu
kerang besar yang aku rekatkan jadi satu dan kerang besar itu aku letakkan di
tempat bintang laut yang udah di selokan. Dan itulah yang aku kasih ke dia. Bahkan
dia belum tahu cerita kayak mana dapatkan hadiah itu.
Di
bulan Agustus itu, beberapa temanku mulai berputusan dengan pacarnya. Hahahha....
termasuk aku! Jleb! Masalahnya apa? Gak seru kalau diceritain. Kalau mau tahu,
kasih komentar aja dulu dibawah nanti aku ceritakan. Tepat tanggal 31 Agustus
2013 kami berdua pisah ranjang putus. Semenjak saat itu sampai 3 bulan
kemudian, tepat tanggal 30 November 2013 akhirnya dia mulai nge-sms aku dan
bilang kalau dia gak mau ada musuh hingga akhir tahun itu. Ya karena aku juga
orangnya pemaaf dengan bukti aku gak dendam sama komplotan cucu-cucu Pilatus,
dan tergerak dengan rasa kasihan dan cinta (alah) aku pun juga minta maaf. Layaknya
film AADC (Apa-Apa DiCebokin), akhirnya kami berdua (gak nyambung) mengakhiri
tahun itu dengan damai.
Selama kami
selek, itu bertepatan dengan jadwal les tambahan persiapan UN. Biasanya aku dan
beberapa teman cowok duduk di depan kelas main gitar, nyanyi, buat lagu untuk
perpisahan yang bakalan aku kasih tahu liriknya nanti, hingga hampir tawuran
dengan kelas atas hanya karena lagu. Saat-saat itu gak terlupakan (tapi
sekarang biasa aja).
Memasuki
semester 2 di tahun terakhirku, belajarku biasa-biasa aja karena kejaranku
bukan sekolah negeri atau SMA apapun itu di kota Medan. Di sini juga ada event
dari OSIS yaitu perayaan Valentine tapi bukan pool party atau malah gangbang
massal. Ini murni untuk meningkatkan kebersihan dan kewirausahaan siswa
meningkat (padahal gak sama sekali). Oh iya aku baru ingat, tahun lalu di hari
yang sama, aku bertugas membersihkan area luar sekolah dekat pohon-pohon. Tanpa
ku sengaja aku menemukan sebutir telur, aku pun menggeser telur itu ke tempat
yang mudah di lihat, setelah menggeser, berniat menyentuh dengan ujung parang,
tuss.... seketika itu jarak 5 m dari telur itu kosong penghuni dan ternyata
telur itu telur busuk! Naujubilah bauknya. Dan sialnya lagi kena celana ku
dikit aja. Dikit tapi bauknya uhh.... luar biasa dan salah satu komplotan
munafik cucu-cucu Pilatus kenak dan sekarang aku bersyukur si munafik itu kenak
hahhaha *evil laugh* back to my story. Ternyata ada kejutan dari si dia walau
kami udah gak ada apa-apa lagi just friend. Ternyata dia ngebuat cookies gitu
dan dimasukkin ke toples “abon” mungkin? Dia ngasih ke aku, sahabatnya satu
lagi, dan entah ke siapa lagi. Yang buat aku terharu hingga terisak-isak
layaknya ikutan acara Rumah Idaman, dia buat itu sendiri dan aku tahu dia masak
air aja gosong. Mau tahu rasanya? Tanya di komentar aja nanti aku jawab. Dan toples
itu masih ada sampai sekarang.
Menjelang
akhir-akhir aku pernah ngerjain sambil ngejar dia mau ngasih es krim rasa
durian ke dia. Dia paling benci dengan durian apalagi baunya. Entahlah kalau
sekarang (mungkin sama kulit-kulitnya juga suka). Karena tergerak rasa belas
kasihan, akhirnya aku berhenti. But, tapi gak sampai di situ. Hari itu juga,
dia balas ngerjain aku. Waktu aku mau minum, lah kok airnya asin. Damn! Rupanya
dia masukin garam ke minumanku. Fuck! Ternyata dia bersekongkol dengan kawanku.
Jadi, hari itu aku valak sama dia dan orang-orang yang ikut didalamnya. Kami pun
selek lagi.
Apa aku
selek terus-terusan dengan dia? Kita lihat aja nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan komentar anda :D